Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429…. September 29, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Yang Aku Pikirkan, Yang Aku Senangi.add a comment
Belajar dari tanda-tanda kebesaran Allah untuk menjaga iman…. September 29, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Yang Aku Pelajari, Yang Aku Senangi, Yang Kami Kerjakan.add a comment
Sekali lagi saya perlu tegaskan bahwasanya sebenarnya belum sampai pada maqamnya bagi saya untuk sekedar sharing ilmu agama apalagi sebagai penceramah, bahkan sekedar sebagai pengganti sekalipun. Namun beginilah hidup, tidak terduga dan tidak disangka – sangka. Sering kita temukan hal – hal yang diluar perkiraan dan harapan kita, tidak jarang pula apa yang kita harapkan tidak kunjung tergapai.
Beberapa hari yang lalu, penceramah yang sudah dijadwalkan mengisi kultum shalat taraweh sudah menyatakan tidak bisa mengisi karena alasan waktu dan jadwal. Singkatnya pengurus musholla sebelah rumah meminta saya (kembali) untuk mengisi waktu istirahat di sela – sela shalawat taraweh dan witir. Demi menghormati permintaan itu, saya beranikan diri untuk kembali naik panggung. Kali ini agak beda, saya mempunyai waktu sehari dua hari untuk menyiapkan (baca saja menyontek sana – sini) materi yang akan saya sampaikan. Di tengah pencarian itu muncul ide, kelihatannya oke juga kalau ceramah kali ini disampaikan dengan sedikit berbeda. Maka dua jam sebelum naik panggung saya siapkan presentasi format MS ppt. Kebetulan proyektor kantor ”terbawa” ke rumah. Jadilah kuliah tujuh menit pengisi istirahat shalat taraweh – witir ini saya bawakan dengan mode presentasi. Wah seperti jualan . Tetapi tidak apalah tidak ada salahnya untuk mencoba hal baru ini. Paling tidak untuk sekedar mengalihkan perhatian jamaah daripada hanya memandang penceramah. Syukur-2 kalau memandang, yang ada malah terkantuk – kantuk karena penceramah dan materinya tidak terlalu bermutu . Dengan ada presentasi, paling tidak khan ada sesuatu yang beda yang bisa mereka perhatikan. Yang kedua, lampu musholla dimatikan sehingga agak gelap. Dengan demikian wajah penceramah yang nervous sedikit tersembunyikan.
Materi presentasinya saya upload di sini. dengan-belajar-kita-menjaga-iman
Belajar dari Tsa’labah September 29, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Yang Aku Pelajari, Yang Kami Kerjakan.add a comment
Alkisah Tsa’labah, salah satu murid kesayangan Baginda Rasullullah yang rajin shalat berjamaa’ah tetapi rajin juga cepat – cepat meninggalkan masjid untuk buru – buru pulang. Tidak ada waktu sejenakpun rela diluangkannya untuk dzikir apalagi berdoa setelah shalat fardlu berjamaah memakmumi Baginda Rosul. Perilakunya yang agak aneh ini, menyisakan tanda tanya pada diri Baginda Rasullullah. Beliau tanyakan lah keanehan ini kepada yang bersangkutan. Kurang lebih beginilah Tsa’labah matur ”Ya Rosullullah, saya ini tidak miskin tetapi kenyataannya memang saya sangat kekurangan. Pakaian shalat saya hanya satu – satunya ini. Karenanya saya harus bergantian dengan istri saya untuk mengenakan pakaian shalat ini. Jadi saya harus buru – buru pulang agar istri saya dapat memperoleh keutamaan menyegerakan shalat di awal waktu”
Dengan penuh pengertian dan kesabaran, Muhammad Rosullullah tersenyum mendengar jawaban dari sahabat dan muridnya itu. Di sisi lain, Tsa’labah mengangan dalam hati dan pikirannya ”Jikalau saja saya berkecukupan sedikit saja, tentu tidak perlu aku buru – buru pulang seselesainya shalat fardlu. Saya tidak perlu mengkhawatirkan pakaian shalat istriku. Ah andai saja Rosullullah mau mendoakan diriku agar Allah memberikan kecukupan kepadaku, rasanya itu lebih baik buatku”. Namun dalam hatinya juga tersembul keraguan dan kekhawatiran untuk meminta apa yang diinginkannya kepada Rosullullah. Maka ketika di rumah telah dibulatkan niatnya untuk matur dan meminta kepada Rosullullah, beberapa kali niat itu diurungkannya.
Suatu saat benar – benar diutarakannya niatnya itu kepada Rosullullah
”Ya Rosullullah, saya ingin matur kepadamu…”
”Ya Tsa’labah” jawab utusan Allah yang sangat cinta kepada ummatnya itu.
”Begini Rosul, anda khan tahu saya ini sangat miskin sampai pakaian shalatpun harus bergantian dengan istri”
”Ya kamu sudah cerita Tsa’labah, lalu ?”
“Rosullullah, andai saja saya berkecukupan sedikit saja. Tentu istri saya tidak perlu harus menunggui kedatangan saya dari shalat berjamaah hanya untuk sekedar shalat. Dan kalau saya sedikit saja berkecukupan, tentu saja saya akan dapat membagi apa yang saya miliki kepada fakir miskin seperti anjuranmu.”
”Terus maumu bagaimana Tsa’labah?”
”Begini Rosul, saya mohon kepadamu berdoalah untukku agar Allah memberikan kecukupan harta buatku. Aku berjanji akan menggunakan harta yang diberikan kepadaku untuk agama”
Rosullullah tahu apa yang terbaik untuk Tsa’labah, maka jawab beliau”Tsa’labah..kiranya keadaanmu yang seperti ini sudah yang terbaik untukmu menurut Allah S.W.T. Oleh karena itu terimalah dangan syukur dan sabar. Sekarang kamu pulanglah”
”Begitu ya Rasul. Baiklah kalau begitu”. Pulanglah Tsa’labah.. Namun pada kesempatan berikutnya, diulangnya lagi permintaannya itu kepada Rosullah sampai baginda mengatakan hal yang sama ke tiga kalilnya.
Pada kesempatan keempat, Tsa’labah tetap ngotot memohon kepada Baginda Rosullullah. Akhirnya Rosul pun mengabulkan permintaan muridnya itu.
”Baiklah Tsa’labah, aku akan doakan kamu. Bawalah dua ekor kambing ini, peliharalah. Insyallah akan dapat membantumu.”
Pulanglah Tsa’labah dengan membawa sepasang kambing jantan dan betina pemberian Rosullullah. Atas ijin Allah, kambing pemberian Rosul itu berkembang biak dengan cepat. Tsa’labah sudah mulai telat datang shalat berjamaah. Semakin banyak kambing yang diurusnya, semakin habis waktunya dan tidak ada lagi kesempatan untuk shalat berjamaah, cukup shalat di rumah saja. Lama tidak terlihat, Rosullullah menanyakan kemana Tsa’labah. Para sahabat memberi tahu kepada Rosul bahwa Tsa’labah sudah terlalu sibuk mengurus kambing – kambingnya yang semakin banyak. Kalau begitu sudah waktunya Tsa’labah mengeluarkan zakat. Diutusnya sahabat yang lain untuk menagih kewajiban zakat Tsa’labah. Bukan zakat yang diperoleh dari Tsa’labah tetapi jawaban bahwa yang bersangkutan sedang menghitung – hitung persisnya berapa zakat yang harus dikeluarkan. Mungkin karena saking ”rumitnya” menghitung zakat dari banyaknya kambing – kambing itu, perhitungannya tidak kunjung selesai. Hingga Rosullullah hilang kesabaran dan tidak mau menerima zakat yang diberikan Tsa’labah, Rosul mengutus Abubakar untuk mengurusnya, namun Abubakar juga tahu diri. Kalau Rosul saja menolak, bagaimana dengan dirinya? Demikian juga para sahabat yang lain. Tsa’labah menjadi orang yang tersingkirkan karena urusan harta yang selalu dihitung – hitungnya itu. Dan kabar terkhir, konon Tsa’labah bangkrut tidak hanya hartanya tetapi lebih dari itu, dia juga kehilangan kasih sayang dan [mudah – mudahan tidak] syafaat Rosullullah.
Hmmm………Jaman sekarang ini, di negeri tercinta ini rasanya tak terhitung banyaknya Tsa’labah – Tsa’labah modern. Ketika belum tercukupi materinya begitu gampang janji – janji yang diniatkan untuk berbuat baik, membantu yang membutuhkan, berderma tak akan pelit dan seterusnya. Tetapi tatkala Allah sudah memberikan kecukupan materi untuk diri dan keluarganya, yang terasakan hanya kurang dan kurang. Ketika belum punya mobil, ingin punya mobil dan diberi oleh yang diatas mobil. Ternyata satu mobil kurang, ingin dua dan seterusnya. Sudah punya rumah mewah, masih juga butuh yang ke dua dan seterusnya. Sebenarnya sah – sah dan boleh – boleh saja, asal tidak melupakan kewajibannya. Orang tidak diharamkan untuk menjadi kaya kok. Dianjurkan malah, namun dengan catatan. Dengan catatan halal mendapatkannya, halal membelanjakannya, asal tidak melupakan kewajiban sebagai pihak yang berkewajiban, asal tidak menjadi takabur, asal tidak ditumpuki oleh harta, dan seterusnya kita sama – sama tahu.
Lebih parah dari sekedar menghitung – hitung harta, ternyata harta yang dikumpulkan itupun tidak pernah dirasakan cukup. Hingga berbagai cara nista ditempuh untuk menumpuk dan mengumpulkan.Maka kedudukan dan kepercayaan ummat dan masyarakat yang harusnya menjadi amanat pun malah menjadi laknat. Korupsi, suap menyuap, komisi tidak sehat pun ditempuh secara yang lumrah untuk mengumpulkan hata. Kelakuan Tsa’labah modern lebih parah dari Tsa’labah 14 abad yang lalu.
Tsa’alabah model baru – rasanya – banyak bermunculan menjelang hajat raya negeri ini. Ketika belum mempunyai kekuasaan dan kedudukan, saat baru berusaha mendapatkan posisi dan jabatan, banyak janji diumbar dan ditebar. Namun ketika posisi dan kedudukan diperoleh, kita semua tahu apa yang terjadi ?? Air susu dibalas dengan air tuba.
Hmmm……..kita bisa merasakan, tahun 2004 yang lalu saat mereka merayu – rayu rakyat untuk dipercaya dengan janji muluk – muluk. Tetapi begitu benar permintaan mereka direstui oleh rakyat, banyak diantara mereka khianat. Terlalu banyak kasus untuk disebutkan di sini dalam kasus apa dan bagaimana mereka berkhianat.
Sekarang kita hanya bisa berharap dan berdoa mudah – mudahan tidak terlalu banyak lagi Tsa’labah – Tsa’labah tahun 2009.
Amiin
“Pemain pengganti”…. September 23, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Untuk Anak - anakku, Yang Aku Pelajari, Yang Kami Kerjakan.2 comments
Bulan Romadhon ini, sudah dua kali saya menjadi “pemain pengganti”. Maksudnya dengan tidak dijadwalkan sebelumnya saya harus naik mimbar Shalat Taraweh untuk memberikan Kuliah Tujuh Menit (Kultum), pengisi waktu istirahat jeda antara shalat taraweh dangan shalat witir. Walah, saya tidak tahu alasan apa yang mendasari pengurus musholla samping rumah ini meminta saya menjadi pemain pengganti sampai dua kali. Yang sangat jelas adalah, karena pemain utama, ustdaz penceramah utamanya berhalangan hadir. Oleh karena itulah maka perlu pengganti . Hanya saja mengapa mesti saya…..? Ya sudahlah diterima saja, wong nyatanya memang suasana kampung kami itu sangat menyenangkan. Baru dua tahun kami di situ, tetapi seolah sudah seperti saudara lama. Meskipun sebenarnya secara administrasi keluarga kami bed RT, beda RW, bahkan beda kelurahan :D. Karena saya ini bukan penceramah, apalagi ahli dakwah maka saya pikir saya harus hati – hati memilih materi. Saya tidak mengerti fikih, maka tentu saja memalukan kalau berbicara masalah fikih. Moral ?…ah, moral saya sendiri belum sampai maqom untuk dibagi, maka aneh kalau saya membawakan seruan moral. Ngaca diri dan tahu diri… Maka materi yang saya pilih ya yang netral – netral saja, seperti misalnya mengenai “Pentingnya ilmu dalam Islam” atau cukup membaca sejarah/riwayat saja, misalnya mengajak para jamaah untuk mengenaang “Menjelang dan saat – saat Rosullullah meninggal dunia….”
Pentingnya Ilmu dalam Islam
Pembuka Ceramah
Alhamdulillahirobbil ‘aalamin wabihi nasta’iin ‘ala umuuridun-ya waddin. Ash-sholatu wassalamu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajmain
Artinya
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam dan kepadanya kita memohon pertolongan atas setiap urusan dunia dan akhirat sholawat dan salam utk baginda rasulullah saw beserta keluarganya, shahabatnya, dan pengikutnya
– Syukur atas segala nikmat yang diberikan
– Betapa penting dan mulianya ilmu (agama dan umum)
1. Mengangkat derajat kita …
a. QS. Al Mujadilah: 11 è “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
b. QS. Az Zumar :9 secara tegas Allah SWT berfirman:“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?–
c. Kehidupan modern,Amerika, Jepang, Korea, dll maju karena ilmu pengetahuan
d. Islam pada masa sahabat pernah mengalami kejayaan karena ilmu
i. Ibnus Sina/Aveccina, tabib dokter è menentukan lokasi klinik
ii. Al Kindi, mate matikawan
iii. Ibnu Rusdi, dll
iv. Islam juga meletakkan dasar-2 inget modern :
1. Angka nol pada mate matika
2. Alchemy è Kimia
3. Aljabar è Aljabar
2. Membantu kita memahami ayat2 allah (Kauniah, kauliah) è Meningkatkan ketakwaan kita
a. Ali ‘Imran: 18 » Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 3:18)
b. Al ‘Ankabuut: 49 » Sebenarnya, al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. 29:49)
c. Beberapa orang dengan ilmu yang tinggi
i. Albert enstein
1. Peletak dasar teknologi nuklir à bom atom, damai : listrik, pemuliaan tanaman, dll
2. ”Tuhan tidak sia – sia kamu ciptakan alam semesta ini”
– Ali ‘Imran: 190 » Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190)
– Ali ‘Imran: 191 » (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)
ii. Marie Bucaile
1. Professor ahli kedokteran, memahami proses penciptaan manusia
a. Air mani, segumpal daging, ruh…
iii. Syfie Antonio, budha (Tan Nio), ilmu syariah islam
3. Ilmu bekal kita di akherat
a. Sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
b. Sabda Rasulullah SAW :
“Apabila manusia telah mati, terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Bukhari, Abu daud, Tirmidzi, Nasa’i)
c. Rasulullah SAW bersabda :
“Ada tiga golongan yang akan member syafa’at (pertolongan) di hari kiamat, (1) para nabi, (2) para ulama, (3) syuhada.” (HR. Ibnu Majah)
d. Rasulullah SAW juga bersabda :
“Barang siapa yang datang ke Masjid-Ku ini semata-mata hanya karena kebaikan yang ia pelajari atau yang akan ia ajarkan, maka kedudukan orang tersebut seperti orang yang berjuang di jalan Allah. Dan barangsiapa datang dengan tujuan lain dari itu, maka ibarat orang yang melihat-lihat dagangan orang lain.” (HR. Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Majah)
Begitu pentingnya llmu, sehingga sangat banyak anjuran Allah dan Rosulnya untuk menuntut lmu seperti
– Menuntut ilmu wajib bagi semua orang :
o Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi muslim laki – laki dan muslim perempuan
– Menuntut ilmu sepanjang masa
o Tuntutlah llmu dari ayunan ibumu sampai liang lahat
– Menuntut ilmu ke manapun
o Tuntutlah limu walau ke negeri cina
Penutup
Marilah kita memperdalam ilmu
Sayang pendidikan masih mahal, mudah-2an pemerintah segera dapat membuat pendidikan murah\
– Mudah-2an apa yang saya sampaikan ini bermanfaat, mohon maaf atas kesalahan,
– kebenaran hanya dari sisi Allah
Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut
Pembuka Ceramah
Alhamdulillahirobbil ‘aalamin wabihi nasta’iin ‘ala umuuridun-ya waddin. Ash-sholatu wassalamu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajmain
Artinya
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam dan kepadanya kita memohon pertolongan atas setiap urusan dunia dan akhirat sholawat dan salam utk baginda rasulullah saw beserta keluarganya, shahabatnya, dan pengikutnya
Pembuka : Bapak ibu yth, adik-2 dan anakku yang saya sayangi…
Selain rasa syukur, kita tingkatkan iman dan kita pegang islam kita. Karena hanya dengan iman dan memegang islam lah, kita akan diterima di sisi Allah nanti.
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-d! alam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,”keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ! ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu, manusia paling mulia, manusia paling berpengaruh, penutup semua nabi/rasul. Berakhirlah episode nabi-2/rosul, sempurnalah ajarannya dan berakhirlah wahyu dari Allah.
Beberapa pelajaran
- Rosullullah hanya manusia biasa yang bisa meninggal, dilarang untuk dikultuskan/disembah seperti kaum yahudi yang mengkultuskan uzair, dan nasrani Isa
==Umar marah tidak terima, Abu bakar mendinginkan dengan membaca
=Ali ‘Imran: 144 » Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:144)=
- Sakaratul maut adalah penderitaan yang sangat berat, Rosullullah yang dikasihi…
- Rosullulah sangat sayang ummatnya, bagiaman kita yang mengaku ummatnya ?
- Cukuplah dua warisan rosullullah : Alquran & hadis akan membimbing kita selamat dunia akherat
- Alquran, pasti : Kepastian alquran
Al Hijr: 9 » Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. 15:9)
Hadits => hati2, sahih, dhaif/lemag, palsu
Wassalam………………..
Aku masih saja tolol ketika bulan romadhon separo jalan… September 16, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Yang Aku Pelajari, Yang Aku Pikirkan.add a comment
Puasa kali ini, rasanya tidak ada beda bagiku dengan puasa tahun lau. Secara kualitas diri rasanya stagnan atau bahkan menukik ke bawah. Pikiran dan tindakanku belum bisa lepas dari urusan – urusan duniawi. Otak ini sebagian besar masih terokupasi dengan mencari proyek, menghitung cashflow, melongok cadangan tabungan takut nggak nyampek buat bayar ini itu. Hmm…..
Padahal, aku tahu Rosul bersabda seandainya kami ummatnya tahu dan merasakan hikmah dan nikmatnya bulan romadhon, niscaya kami semua berkehendak sepanjang tahun adalah bulan Romadhon. Tapi kesadaran itu sama sekali belum menghampiriku, sementara usia semakin bertambah dan jatah umur semakin berkurang. Asli, aku lewati hari – hari puasa sampai dengan hari ke 16 ini dengan biasa – biasa saja. Tidak ada antusias sama sekali dalam menyambut dan memanfaatkannya. Kalau toh aku puasa, itu karena aku takut dosa, bukan karena aku butuh puasa untuk mengharap ridhonya agar ketakwaan semakin bertambah nanti di akhir Romadhon. Kalau aku shalat Isya’ dan taraweh di musholla, itu karena ingin rame – rame sama tetangga – tetangga. Masih dipenuhi perasaan riya’ dan tidak ingin dicela tetangga kalau aku tidak taraweh di mushalla persis samping rumah. Sesekali memang aku tadarusan, tetapi itu tidak lebih dari anut grubyuk karena tetangga – tetangga terlebih dahulu membaca kitab dan menyimaknya bersama – sama. Tadarusan itupun sebatas sampai dengan hari ke lima. Setelah itu aku lebih banyak nongkrong – nongkrong di rumah. Shalat subuh berjamaah memang aku lakukan, tapi itu karena malu sama anakku yang paling kecil karena dia lebih patuh daripada bapaknya untuk urusan bergegas ke musholla. Sedekah ?? Wah rasanya aku juga tidak antusias melaksakannya. Lebih banyak di kepalaku adalah hitung2an tabungan sisa berapa, cukup tidak nanti buat ini itu ? Tahun depan, dapat proyek dari mana lagi, bisa gajian apa tidak, dst dst yang urusannya melululu dunia.
Kepala ini masih dipenuhi keraguan terhadap rezeki materi yang dijatahkan oleh Allah untuk tiap – tiap ummatnya. Hati ini juga masih disesaki dengan rasa iri kepada partner, teman, relasi, kolega yang ”mapan” hidupnya. Tapi sebaliknya hati ini bebal dan tidak iri sama sekali kepada saudara-2 seiman yang begitu getol ibadahnya kepada Allah, bermanfaat bagi lingkung sekitar, dan memiliki kepasrahan yang dalam terhadap ketentuan dari Allah atasnya.
Aku begitu mudah terkagum – kagum kepada – misalnya – teman yang sudah lama tidak ketemu, tiba – tiba ketemuan terakhir sudah menaiki BMW seri sekian, dengan HP teknologi terakhir dsb. Aku terpesona dan terpukau. Aku juga sering iri kepada kenalan yang ternyata menantu atau keponakan dari Bapak pejabat penting ini atau pengusaha kaya itu. Betapa enaknya – pikirku – hidupnya. Kelihatannya hanya senang dan senang saja di setiap slot waktu yang dijalaninya. Dengan gampangnya dia dapat proyek ini itu. Dengan gampangnya dia akan ganti mobil karena sering bosan dst.
Aku tahu, bulan puasa ini adalah bulan penggemblengan. Bulan pensucian diri bagi tiap orang – orang yang beriman. Aku tahu, Romadhon adalah kawah pendadaran untuk meningkatkan ketakwaan kita. Dan aku juga tahu bahwa ketakwaan hanya akan diperoleh dengan meninggalkan sejauh mungkin ubud dun-ya/cinta dunia.
Aku sadar, sadar se sadar – sadarnya bahwa suatu saat nanti, entah di mana, entah bagaimana, aku akan melakukan penerbangan terakhir yang tidak mengenal kata pulang, melainkan hanya pergi. Aku mengerti suatu saat nanti aku akan menghadapi check-in malaikal maut. Aku mengerti, bahkan manusia paling mulia di muka bumipun, mengaduh kesakitan saat menghadapi sakaratul maut itu. Lalu, bagaimana dengan aku nanti ?? Padalah levelku tidak sampai sekuku hitampun dibanding dengan pencapaian Rasul yang mulia itu. Dan, aku juga sadar, nanti akan disambut oleh Munkar dan Nakir di ruang tunggu. Tergantung amalku dan pertolongan Allah sajalah apakah nanti aku akan lolos test pertama dari Munkar dan Nakir untuk kemudian masuk ke ruang tunggu yang nyaman atau karena ketololanku dan kebebalanku di dunia sehingga aku tidak bisa berkata apa – apa, kecuali ”Tidak tahu”. Dan siksaan perih dan pedih luar biasa akan aku tanggung jika bagitu. Ya Allah sakitnya itu nanti, betapa memalukannya aku di hadapanMu…!
Ironis sekali, aku tahu ”masa depan” yang pasti itu akan datang. Seharusnya bulan romadhon ini aku manfaatkan untuk mencari bekal sebanyak – banyaknya. Senyampang imbalan ibadah wajib berpuluh-puluh kali lipat, senyampang imbalan ibadah sunnah diseterakan dengan ibadah wajib, senyampang ada diskon dan obral besar – besaran dari Allah untuk hamba – hambanya.
Namun yang aku lakukan hanyalah ritual biasa, anut grubyuk, ikut – ikutan. Dasarnya hanyalah takut dosa, malu sama sesama, nggak enak sama anak, atau cintanya sama dunia masih menggila.
Lalu, bagaimana aku akan dapat rahmat di sepuluh hari pertama. Mungkinkah mendapat maghfirah di sepuluh hari kedua, apalagi itquum minnannar nanti di sepuluh hari terakhir?
Allah, hanya pertolongan dan rahmatmu yang bisa mengubah ketololan dan kebebalanku yang menganggap puasa adalah bulan biasa – biasa saja.
Mengantar Tetangga ke Penerbangannya yang terakhir…. September 1, 2008
Posted by Mujiono Sadikin in Yang Aku Pelajari, Yang Aku Pikirkan, Yang Kami Kerjakan.add a comment
Akhir pekan kemarin salah satu tetangga kami dipanggil yang Maha Kuasa. Setiap kematian selalu menjadi pelajaran dan peringatan buat kita. Bahwa inti dari kehidupan ini sebenarnya adalah menunggu kematian, sebab kematian sudah pasti akan menghampiri kita. Hanya saja pekerjaan utama menunggu ini, kita sambi dengan pekerjaan – pekerjaan lain yang intinya sebenarnya mencari bekal untuk menghadapi perjalanan sesungguhynya setelah kematian.
Maka ada yang nyambi menjadi PNS, ada yang nyambi menjadi pengusahaa, ada yang nyambi menjadi dosen, ada yang nyambi menjadi Polisi, tentara, seniman dan seterusnya dan seterusnya.
Email dari teman mengenai narasi “penerbangan” terakhir yang sudah pasti kita lakukan, sangat baik untuk kita renungkan…
INFORMASI PENERBANGAN GRATIS AL-JENAZAH A IR LINES
LAYANAN PENUH 24 JAM
Bila kita akan ‘berangkat” dari alam ini ia ibarat penerbangan ke sebuah negara.
Dimana informasi tentangnya tidak terdapat dalam brosur penerbangan, tetapi melalui Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Dimana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines, Singapore Airlines, atau American Airlines, tetapi Al-Jenazah Airlines.
Dimana bekal kita bukan lagi tas seberat 23Kg, tetapi amalan yang tak lebih dan tak kurang.
Dimana bajunya bukan lagi Pierre Cardin, atau setaraf dengannya, akan tetapi kain kafan putih.
Dimana pewanginya bukan Channel atau Polo, tetapi air biasa yang suci.
Dimana passport kita bukan Indonesia , British atau American, tetapi Al-Islam.
Dimana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan, tetapi ‘Laailaahaillallah’
Dimana pelayannya bukan pramugari jelita, tetapi Izrail dan lain-lain.
Dimana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi, tetapi sekedar kain yang diwangikan.
Dimana tujuan mendarat bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport atau
Jeddah International, tetapi tanah pekuburan.
Dimana ruang menunggunya bukan lagi ruangan ber AC dan permadani, tetapi ruang 2×1 meter, gelap gulita.
Dimana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir, mereka hanya memeriksa
apakah kita layak ke tujuan yang diidamkan.
Dimana tidak perlu satpam dan alat detector.
Dimana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah
Dimana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir sungai di bawahnya atau Neraka Jahannam.
Penerbangan ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang.
Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu merisaukan masalah alergi atau halal haram makanan.
Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini senantiasa tepat waktunya, ia berangkat dan tiba tepat pada masanya.
Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, anda telah hilang selera bersuka ria.
Jangan bimbang tentang pembelian tiket, ianya telah siap di booking sejak anda ditiupkan ruh di dalam rahim ibu.
YA!BERITA BAIK!! Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda.
Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini.
Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya anda bisa!
Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa ‘Pemberitahuan’.
Cuma perlu ingat!! Nama anda telah tertulis dalam tiket untuk Penerbangan….
Saat penerbangan anda berangkat…tanpa doa Bismillahi Tawakkaltu ‘Alallah, atau ungkapan selamat jalan.
Tetapi Inalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun….
Anda berangkat pulang ke Rahmat ullah. Mati.
ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT?
‘Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk menghadapinya.’
ASTAGHF IR ULLAH 3X, semoga ALLAH SWT mengampuni kita beserta keluarga… Amiin WALLAHU A’LAM
Catatan:
Penerbangan ini berlaku untuk segala umur…tanpa kecuali, maka perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini…..sangat tidak bijak dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda mempersiapkan perbekalannya.
SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya
Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.
Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad…Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang
Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang
Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah
Menguburmu.”
Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan….Terdengar Dari Langit Suara Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari
Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak
Bersuara”
Ketika Mayat Siap Dikafan…Suara Dari Langit Terdengar Memekik,”Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan.”
Ketika MayatDiusung…. Terdengar Dari Langit Suara Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat.”
Ketika Mayat Siap Dishalatkan….Terdengar Dari Langit Suara Memekik, “Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk.”
Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat….terdengar Suara Memekik Dari Langit,”Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk
Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini Wahai Fulan Anak Si Fulan…
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu
Bahasa.”
Ketika SemuaManusia Meninggalkannya Sendirian….Allah Berkata Kepadanya, “Wahai Hamba-Ku…..
Kini Kau Tinggal Seorang Diri
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah LanggarPerintahku
Hari Ini,….
Akan Kutunjukan Kepadamu
Kasih Sayang-Ku
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya”.
Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, “Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku”
Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadithnya yang lain, beliau bersabda “wakafa bi almauti wa’idha”, artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaranbagimu!
Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin….
Bahan Renungan Untuk Kita, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja…
Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini…
Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih untuk mendapatkan kesempatan membaca narasi ini.
Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya. Sesuatu yang bagi sebagian orang sangat menakutkan.Tahukah kita kapan kematian akan menjemput kita???